Buah pedada termasuk ke dalam kelas Angiospermae,
tumbuhan biji terbuka yang memiliki propagule atau bakal buah yang
sangat unik. Memiliki kemampuan mengapung dan memiliki akar napas untuk
membantu dalam proses respirasi serta reproduksinya. Polinasi yang
dipengaruhi oleh serangga dan angin. Adaptasi yang tinggi terhadap
salinitas yang tinggi maupun rendah dengan daun yang tebal, dan adaptasi
dengan akar napas serta bereproduksi dengan bakal buah yang disebut
propagule
Tumbuhan mangrove mempunyai banyak fungsi dan manfaat. Salah satunya adalah mangrove pedada. Apple Mangrove (Sonneratia sp.)
merupakan pohon bakau dengan akar nafas yang muncul vertikal dari dalam
tanah. Tumbuhan ini mampu menangkap dan menahan endapan, menstabilkan
tanah habitatnya, serta bertindak sebagai pionir yang memagari daratan
dari kondisi laut dan angin dalam pembentukan formasi hutan bakau di
kawasan pantai. Buah Apple Mangrove dapat dimakan secara langsung. Rasa
asam dan aroma yang khas, serta tekstur buah yang lembut
2.1.1 Klasifikasi
Klasifikasi mangrove
Sonneratia caseolaris yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan tepung menurut Plantamor (2011), adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Lythraceae
Genus : Sonneratia
Species :
Sonneratia caseolaris
Apple mangrove
2.1.2 Morfologi
Sonneratia caseolaris tergolong dalam family Sonneratiaceae dan dijumpai di Sunderbans, hutan mangrove di Bangladesh. Nama Inggris dari pohon ini adalah mangrove Crabapple
dan diketahui nama lokalnya adalah Choilani atau Choila. Pohon ini
selalu berdaun dan dapat tumbuh antara 15-20 meter. Pohon itu mempunyai
daun yang berbentuk elips dan bunga merah besar. Terdapat penopang atau
akar pada pohon. Penumatophores bisa mencapai
50-90 cm dan diameter 7 cm. Pohon ini dapat ditemukan dari Sri Lanka sampai Bangladesh serta Filipina, Timor, New Guinea, kepulauan Solomon dan Indonesia . Salah satu jenis mangrove yang dimanfaatkan buahnya yaitu jenis pedada (Sonneratia caseolaris)
yang hidup dan tumbuh di hutan mangrove. Tanaman ini memiliki daun
berbentuk elips dan ujungnya memanjang dengan tulang daun berbentuk
menjari. Bunga memiliki kelopak bunga mengkilat dan hijau serta datar
dengan benang sari berwarna merah dan renggang. Buah ini memiliki
morfologi yang sangat unik berbentuk bulat dengan diameter 6-8 cm. Sonneratia
memiliki perawakan sebagai pohon besar yang memiliki banyak sekali akar
berbentuk serupa pensil yang mencuat ke atas. Bentuk akar ini merupakan
bentuk adaptasi sonneratia untuk bernafas mengambil udara,
karena kondisi tanah mangrove yang anoksik. Secara langsung bisa
dikatakan kondisi anoksik adalah kondisi beracun, tapi arti sebenarnya
dari anoksik adalah kurang oksigen atau tidak ada oksigen.
Mangrove pedada merupakan mangrove yang tumbuh dikawasan pesisir
dengan adaptasi tinggi terhadap kondisi salinitas. Morfologi dari buah
pedada adalah buah terdiri dari bagian tangkai yang berada paling atas,
kelopak, buah dan perpanjangan putik. Bentuk daun dari buah pedada
adalah elips dengan ujung daun yang membulat, jumlah kelopak 6 dengan
warna hijau yang mengkilap, warna buah hijau, kondisi buah pada saat
praktikum masih dalam keadaan mentah, bentuk buah elips, susunan dari
tulang daun menjari, benang sari berwarna merah dan renggang, diameter
buah 6-8 cm, jumlah biji 800-1200 buah dan warna daging putih (Bayu,
2010).
Pedada adalah sejenis pohon penghuni rawa-rawa tepi
sungai dan hutan bakau dengan pohon berukuran kecil hingga sedang,
tinggi sekitar 15 m, tajuk renggang dengan ranting-ranting menggantung
di ujung, serta banyak akar nafas muncul vertikal di sekeliling
batangnya. Daun-daun tunggal, berhadapan, berukuran 5–13 cm×2–5 cm,
dengan pangkal bentuk baji dan ujung membulat. Tangkai daun pendek dan
kemerahan, Bunga mempunyai 3 kuntum di ujung ranting dengan kelopak
bertaju 6, runcing, panjang 3–4,5 cm. Daun mahkota merah, sempit, 17-35
mm×1,5-3,5 mm. Benangsari sangat banyak, panjang 2,5–3,5 cm, putih
dengan pangkal kemerahan, lekas rontok. Buah berbiji banyak berbentuk
bola pipih, hijau, 5–7,5 cm diameternya dan tinggi 3–4 cm, duduk di atas
tajuk kelopak yang hampir datar. Daging buah kekuningan, masam, berbau
busuk (Anonymous, 2010d).
Sifat buah tidak beracun dan langsung dapat dimakan. Buah yang telah
masak berasa asam, namun binatang liar menyukai buah tanaman ini. Buah
yang telah tua merupakan bahan baku makanan dan tidak memerlukan
perlakukan atau langsung dapat dimasak menjadi aneka makanan atau
minuman. Buah pohon bakau (Mangrove) mengandung energi dan karbohidrat
yang cukup tinggi, bahkan melampaui berbagai jenis pangan sumber
karbohidrat yang biasa dikonsumsi masyarakat umum seperti beras, jagung,
singkong atau sagu. Kandungan energi buah bakau, menurut hasil
penelitian, adalah 371 kilokalori per 100 gram atau lebih tinggi dari
beras yang hanya 360 kilokalori per 100 gram serta jagung yang hanya 307
kilokalori per 100 gram. Sementara kandungan karbohidrat buah bakau
85,1 gram, sementara beras hanya 78,9 gram per 100 gram dan jagung 63,6
gram per 100 gram.
Pemanfaatan mangrove sebagai makanan alternatif didasarkan bahwa buah
mangrove mengandung zat gizi yang cukup lengkap, yaitu ditunjukkan pada
Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi gizi buah mangrove per 100 gram bahan
Kandungan Gizi
|
Jumlah
|
Kalori (kal)
|
354
|
Air (g)
|
9.8
|
Protein (g)
|
5.6
|
Lemak (g)
|
0.5
|
Karbohidrat (g)
|
81.3
|
Serat Kasar (g)
|
4.0
|
Abu (g)
|
2.8
|
Ca (mg)
|
207
|
P (mg)
|
117
|
2.2 Pengolahan Buah Mangrove Menjadi Tepung Mangrove
Pemanfaatan tumbuhan mangrove sebagai bahan pangan, jauh lebih rendah dari pada potensi yang ada. Buah/hipokotil Bruguiera spp., Sonneratia caseolaris, dan Terminallia catapa mengandung
pati dan dapat menjadi sumber karbohidrat. Rendahnya pemanfaatan
tumbuhan mangrove di lokasi penelitian sebagai bahan pangan, selain
disebabkan karena rasa, warna, dan penampilannya, diduga karena adanya
kesan bahwa bahan makanan tersebut hanya layak dikonsumsi orang miskin
atau pada masa paceklik, serta adanya kemudahan mendapatkan uang dari
tangkapan biota laut untuk ditukar dengan beras atau bahan pangan
Lainnya
Mangrove tumbuh subur di sepanjang pantai di Indonesia
terutama didekat muara-muara sungai. Mangrove secara tradisional
dimafaatkan sebagai kayu bakar, bahan bangunan dan kerajinan, bahan
obat-obatan dan beberapa dimanfaatkan sebagai makanan tambahan. Sonneratia
yang lebih dikenal dengan pedada dan daun mudanya dipakai sebagai
makanan tambahan dan sayuran. Buah yang masih muda dapat dimakan secara
langsung rasanya seperti buah kedondong muda. Sedangkan buah yang tua
biasanya dikukus dan dimakan dengan kelapa parut
Tepung merupakan struktur pokok atau bahan pengikat di dalam semua
formula kue keringan. Dia menunjang kerangka sekeliling dimana bahan
lain dikelompokkan dalam berbagai proporsi. Untuk para pembuat kue
keringan telah tersedia sejumlah besar ukuran dan jenis tepung yang
masing-masing memiliki pengaruh pengikatan dan pengerasan yang
berbeda-beda terhadap adonan kue kering
Pada tahun 2000 tumbuhan yang ditanam secara sederhana tersebut
tumbuh dengan baik dan menjadi kelompok mangrove yang cukup rimbun.
Kemudian pada tahun 2004, kami melihat tumbuhan mangrove yang semakin
rimbun tersebut salah satunya menghasilkan buah yang memiliki aroma
cukup kuat yaitu buah pedada (Sonneratia caseolaris) yang saat
ini dikembangkan menjadi produk utama berupa sirup mangrove. Dengan
berjalannya waktu, maka kami melakukan inovasi dan kreasi dari produk
buah pedada tersebut yang tidak hanya menjadi sirup mangrove saja namun
dapat pula menjadi jenang, tepung dan cake pedada
Hasil olahan buah Pedada dapat berupa bolu, puding, bapao, ketimus,
donat. Selain itu minuman. sirup, jus, dawet. Tak ketinggalan, olahannya
juga bisa menjadi lauk urap, keripik, lumpia. Yang harus diketahui,
untuk mengolah buah pedada menjadi bahan siap makan tidak boleh
sembarangan. Buah ini mengandung senyawa toksik yang cukup berbahaya
bila dikonsumsi manusia, yakni HCN (asam sianida). Senyawa ini dalam
dosis 0,5-3,5 mg/kg berat badan dapat mematikan manusia. Karena bila
berada dalam tubuh mampu mengganggu enzim sitokrom-oksidase yang
menstimulir reaksi pernafasan pada organisme aerobik. (Septiadi, 2010).
Adapun tahapan proses pengolahan buah mangrove pedada menjadi tepung
pedada terdiri dari penerimaan bahan baku, perebusan dengan air panas,
pengeringan, penggilingan, dan pengemasan.
sumber :
http://blog.ub.ac.id/henisusanti14/2013/04/12/mangrove-pedada-sonneratia-caseolaris/