Foto Bersama Angkatan MC, AC dan CT

Kebersamaan dan kekeluargaan adalah kunci kesuksesan Sebuah Organisasi

Pemupukan Tanaman Cemara Udang

Sebagian kecil kegiatan Kami yaitu Perawatan tanaman

Dengan kebersamaan semua akan tercapai

Indahnya kebersamaan Anggota KMSL-MIC

Percobaan Pemberian Lumbur

Perawatan tanaman Cemara udang

Melepas Lelah setelah EXPLORASI

EXPLORASI Ds. Pasir Mendit, Kec. Temon, Kab. Kulon Progo, Yogyakarta

REFRENSI JALAN-JALAN DI HUTAN MANGROVE WONOREJO SURABAYA

mangrove wonorejo
JAYA MIC ! LESTARI MANGROVE KU
Mangrover pasti sudah tak asing lagi dengan nama Kota Surabaya kan? Sebagai salah satu kota terbesar di Pulau Jawa, Kota Surabaya identik dengan kegiatan bisnis dan industri yang tak pernah tidur, juga pusat pemerintahan Pemerintah Propinsi Jawa Timur yang memancing perhatian masyarakat berkat kebijakan-kebijakan kontroversial Walikota Surabaya Tri Rismaharini beberapa waktu lalu. Tak beda jauh dengan Jakarta, masalah  kemacetan dan polusi adalah santapan sehari-hari warga Surabaya. Sehingga kamu yang baru pertama kali mengunjungi kota ini mungkin akan merasa tidak betah dan membutuhkan sedikit penyegaran dengan mengunjungi lokasi wisata yang bernuansa alam dan hijaunya pepohonan.

Nah, wisata alam sendiri, sayangnya, adalah sesuatu yang langka di Kota Surabaya. Jika kamu tidak punya banyak waktu untuk melepas lelah, mungkin bisa mengunjungi Taman Bungkul yang terkenal dan mudah dijangkau karena terletak di pusat Kota Surabaya. Atau, coba kunjungi Hutan Mangrove Wonorejo yang terletak tak jauh dari Bandar Udara Internasional Juanda. Hanya dengan berkendara sekitar 30 menit (kalau tidak kena macet lho) kamu sudah dapat menghirup udara segar di tempat wisata yang sudah dilengkapi dengan kolam pancing, rumah makan, toilet dan juga mushola.
Wisata-Keluarga
Dengan menyusuri jogging track yang terbuat dari bilah bambu, kamu bisa menikmati suasana hutan di atas yang asri, serta mendengarkan kicauan burung yang merupakan endemik asli di Hutan Mangrove Wonorejo. Ada sekitar 15 spesies tanaman mangrove, 53 spesies serangga, 7 spesies primate dan 83 spesies burung, diantaranya kendidih, gagang bayam timur, caladi ulam, bubut Jawa, cekakak Jawa, blekok sawah, serta sejumlah satwa liar lain yang dapat kamu temui dengan mudah disini. Selagi menyusuri jogging track, jika beruntung, kamu bisa melihat gerak-gerik kepiting capit besar, biawak atau ikan ‘glodok.’
Sebaiknya kamu membawa air minum dalam kemasan, topi atau payung selama melakukan perjalanan di atas jogging track, karena panjangnya jarak yang harus ditempuh serta cuaca yang panas. Jangan lakukan penjelajahan dengan perut lapar, atau jika kamu membawa bekal jangan coba-coba membuang pembungkus atau sampah plastik sembarangan. Pilihan lainnya adalah berlayar menggunakan perahu motor mengelilingi kawasan hutan mangrove. Dengan membayar retribusi sebesar Rp 25 ribu untuk orang dewasa dan Rp 15 ribu untuk anak-anak, kamu sudah dapat menikmati keindahan hutan di atas air laut yang tenang.
Selepas melakukan penjelajahan di hutan mangrove kamu dapat mencicipi hidangan khas Wonorejo, yaitu bandeng lempung dan sirup buah mangrove.  Aneka makanan dengan bahan dasar buah mangrove dan kerajinan batik dengan motif mangrove juga tersedia untuk kamu bawa pulang sebagai oleh-oleh.

Nah, Mangrover , selamat menjelajah hutan mangrove!

Refrensi nih buat demplot kita di Pasir Mendit kedepannya, semangat ya Mangrover KMSL-MIC !  
sumber : http://www.pegipegi.com/travel/menikmati-keindahan-alami-hutan-mangrove-wonorejo-surabaya/

HUTAN BAKAU (MANGROVE)

Hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi laut (pesisir). Tumbuhan bakau bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya bakau mempunyai sistem perakaran yang menonjol (akar napas/pneumatofor), sebagai suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau anaerob.
 

Peran dan manfaat hutan bakau:

  • melindungi pantai dari erosi dan abrasi pantai
  • melindungi pemukiman penduduk dari terpaan  badai dan angin dari laut
  • mencegah intrusi air laut
  • tempat hidup dan berkembang biak berbagai satwa liar seperti ikan, udang, kepiting, burung, monyet, dsb.
  • menghasilkan bahan-bahan alami yang bernilai ekonomis seperti kayu untuk bahan bangunan, bahan perahu dan kayu bakar
  • memiliki potensi edukasi dan wisata
  • mitigasi perubahan iklim melalui penyerapan CO2 dari udara, dll.
 

Penyebab Rusaknya/Hilangnya Hutan Bakau

Banyak bencana dan kerugian yang terjadi akibat rusak/hilangnya hutan bakau, seperti: abrasi pantai, intrusi air laut, banjir, hancurnya pemukiman penduduk diterpa badai laut, hilangnya sumber perikanan alami, hilangnya kemampuan dalam meredam emisi gas rumah kaca.

Kondisi tersebut, umumnya disebabkan oleh:
  • Pengambilan/penebangan hutan bakau secara berlebihan
  • Pengalihfungsian hutan mangrove menjadi areal tambak, pemukiman ataupun pertanian dengan tidak memperhatikan asas konservasi dan berkesinambungan
  • Membiarkan wilayah pesisir tandus dan gersang tanpa adanya upaya penghijauan (misal dengan tanaman bakau)
 
Indonesia memiliki kawasan pesisir sangat luas yang ditumbuhi berbagai jenis tanaman pantai seperti hutan bakau (Indonesia merupakan negara tropis dengan hutan bakau terluas di dunia, sekitar 3,2 juta ha). Namun sangat disayangkan, sejak pertengahan tahun 1980-an, hampir sebagian besar kawasan pesisir di Indonesia telah mengalami kerusakan cukup parah terutama diakibatkan oleh pengalihfungsian hutan pantai menjadi lahan pertambakan dan peruntukan lainnya.
 
Untuk mengembalikan fungsi, manfaat serta jasa-jasa lingkungan ekosistem hutan bakau dan hutan pantai lainnya, diperlukan upaya-upaya rehabilitasi dan pengelolaan pesisir yang tepat dan benar, salah satunya adalah dengan menerapkan konsep tambak ramah lingkungan atau sering disebut sebagai budidaya tambak yang melestarikan bakau sebagai jalur hijau atau penanaman mangrove di tambak (silvofishery). 
 

Manfaat-manfaat yang akan didapat dari tambak ramah lingkungan:

  • Kontruksi pematang tambak menjadi lebih kuat karena akan terpegang akar-akar bakau;
  • Pejalan kaki akan nyaman berjalan di atas pematang karena dirimbuni tajuk tanaman bakau;
  • Daun bakau dapat digunakan sebagai makanan untuk ternak (khususnya, kambing), dan buahnya dapat dijadikan berbagai macam penganan manusia (seperti selai, kripik dll)
  • Keanekaragaman hayati akan meningkat (termasuk bibit ikan alam dan kepiting), yang akan meningkatkan juga pendapatan petani ikan;
  • Mencegah erosi pantai dan intrusi air laut ke darat, sehingga pemukiman dan sumber air tawar dapat terjaga dan dipertahankan;
  • Kualitas air tambak menjadi lebih baik, karena fungsi perakaran  bakau dapat ‘menyaring’ limbah padat dan mikroba yang terdapat pada lantai hutan bakau dan dapat mendekomposisi bahan organik yang berasal dari kegiatan budidaya maupun dari luar tambak;
  • Terciptanya sabuk hijau pesisir (coastal green belt) serta ikut mendukung program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim global karena bakau akan mengikat (sequester) CO2 dari atmosfer dan melindungi kawasan pemukiman dari kecenderungan naiknya muka air laut;
  • Bakau akan mengurangi dampak bencana alam seperti badai dan gelombang air pasang, sehingga kegiatan-kegiatan usaha maupun pemukiman disekitarnya dapat terselamatkan.
 Sumber : http://indonesia.wetlands.org/Infolahanbasah/SpesiesMangrove/tabid/2835/language/id-ID/Default.aspx